Penatoria Literasi – Di tengah lesunya minat baca dan budaya menulis di kalangan muda, hadirnya karya sastra terbaru dari Rinaldi Potabuga berjudul “Sudah Sampai Mana?” menjadi pemantik harapan baru.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang BMR, Fadli Korompot, menyebut karya Rinaldi Potabuga hadir sebagai bentuk perlawanan intelektual atas krisis literasi yang menggerogoti generasi muda Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Menurutnya, di saat banyak pemuda larut dalam rutinitas instan, munculnya penulis muda yang berani bicara lewat tulisan adalah sebuah keistimewaan.
“Menulis adalah tindakan melawan lupa. Ini adalah bentuk keistimewaan yang tidak terlihat tapi sangat terasa dampaknya,” kata Fadli, Kamis (8/5/25).
Baginya, karya sastra dari anak lokal BMR semacam ini tidak bisa dipisahkan dari identitas dan peradaban daerah. Sastra, lebih dari sekadar seni kata, adalah ruang permenungan kolektif yang bisa membentuk cara pandang masyarakat terhadap realitas.
Karya Rinaldi “Sudah Sampai Mana?” hadir sebagai lebih dari sekadar buku. Ia menjelma sebagai ajakan diam-diam untuk menyalakan lentera dalam gelapnya ketidakpedulian.
Fadli juga menggaris bawahi pentingnya dukungan terhadap karya-karya anak lokal sebagai bagian dari ekosistem literasi yang sehat. Ia mengajak para pemuda dan mahasiswa BMR agar tak hanya menjadi pembaca, tapi juga pencipta narasi.
“Setiap kegelisahan adalah bahan bakar untuk menulis. Dan setiap tulisan bisa menjadi peluru kebenaran yang mengubah cara berpikir masyarakat,” tegasnya.
Karya ini adalah buku kedua dari Rinaldi Potabuga yang mulai dikenal sebagai penulis dengan gaya reflektif dan menggugah. Dengan makin banyaknya apresiasi, Rinaldi menunjukkan bahwa dari pinggiran, suara sastra bisa menggema hingga pusat wacana.
Buku “Sudah Sampai Mana” saat ini dalam proses percetakan dan sudah bisa di pesan dengan harga Rp.81.000. Ada pun pemesanannya bisa langsung ke nomor wa penulis 0813-4350-7443 atau via akun Instagram @bulandu